MOTIVASI : PERGUNAKAN KESEMPATAN EMAS SEBAIK-BAIKNYA

 

MOTIVASI : PERGUNAKAN KESEMPATAN EMAS SEBAIK-BAIKNYA

 

Ubes Nur Islam

 

Alternatif & Solusi - Pergunakan Kesempatan Emas Sebaik-baiknya, sebelum kesempatan buruk menyerangnya. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW diungkapkan, bahwa: Yang dimaksud dengan 5 Kesempatan Emas, yaitu: 1) Masa Muda, 2) Masa ada kemampuan, 3) Masa Luang, 4) Masa sehat, dan 5) Masa Hidup. Sedangkan yang dimaksud 5 Kesempitan, yaitu: 1) Masa Tua, 2) Masa Fakir, 3) Masa sibuk, 4) Masa sakit, dan 5) Masa datang kematian.

 


Semua manusia yg diberi umur panjang, mengalami 5 Kesempatan Emas dan 5 Kesempitan. Masa muda adalah masa segala-galanya. Segala persoalan dapat dilakukan dengan mudah. Karena faktor usia sangat menunjang. Masa muda ini sangat singkat, hanya sampai usia 30 tahunan. Baiklah, sebagai gambaran bagaimana teknis menggunakan kesempatan emas tersebut, terutama peluang waktu bagi manusia yang masih muda, kita lirik seorang sosok manusia yang amat fenomenal yaitu Imam Bukhori.

 

Imam Bukhari didaulatkan oleh para ulama sebagai Amirul Mukminin fil Hadits  atau Pemimpin kaum Mukmin dalam Ilmu Hadits.  Dia berasal dari kota Bukhara, Uzbekistan. Para ulama bersepakat, bahwa Al-Jami’ As-Sahih atau Sahih Al-Bukhari, sebagai “kitab hadits paling otentik setelah Al-Quran”. 

 

Imam Bukhari, Pada usia 10 tahun, sudah mampu menghafal 70 ribu hadits.  Tanpa bermaksud bersombong diri, Imam Bukhari sempat berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits yang sahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak sahih”. Ia tak cuma mampu menghafal ratusan ribu hadits, namun juga mampu menyebutkan sanad  dari setiap hadits yang diingatnya.

 

Bahkan dalam usia 11 tahun, beliau berani mengoreksi seorang ulama karena salah menyebutkan sanad hadis. Usia 16 tahun beliau mampu menghafal karya-karya Imam Ibn al Mubarak dan Imam Waki’. Ia tidak berhenti pada menghafal hadis dan kitab ulama, tapi juga mempelajari biografi seluruh periwayat yang ambil bagian dalam periwayatan suatu hadis, tanggal kelahiran dan wafat mereka, tempat lahir mereka dan sebagainya. Pada usia 18 tahun, beliau telah menyusun putusan/fatwa para sahabat, tabiin dan pendapat- pendapat mereka. Beliau juga menyusun kitab tarikhnya di samping makam Rasulullah saw, di tengah malam hari.

 

Ibnu Katsir sangat terkagum dengan daya ingat sang ahli hadits ini. Menurutnya: “Sekali saja ia membaca buku, maka dia sudah hafal isinya.” Paparnya. Lanjut Ibnu Katsir dengan berkomentar, “Daya ingat dan kecepatannya dalam menghafal sungguh tiada dua, pada zamannya. Kekuatan intelektualnya sungguh sangat memukau dan menakjubkan.” Tegasnya.

 

Senada dengan komentar diatas, Muhammad bin Abi Hatim juga sangat terkagum-kagum dengan daya ingat dan kecerdasan Imam Bukhari. Dengan mengutip perkataan Abu Ammar Al-Husein bin Harits, Ibnu Abi Hatim berkata, “Dia (Imam Bukhori saat remaja) diciptakan Allah SWT, seolah-olah hanya untuk hadits,” tuturnya.

 

Bahkan, Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah menilai Imam Bukhari sebagai manusia  di muka bumi yang paling kuat ingatannya dalam menghafal hadits.

 

Sejak usia 18 tahun, secara khusus, Imam Bukhari mencurahkan pikiran dan waktunya untuk mengumpulkan, mempelajari, menyeleksi dan mengatur ratusan ribu hadits yang dikuasai dan dihafalnya. Demi untuk memurnikan dan mencapai hadits-hadis yang paling otentik dan sahih, ia  berkelana ke hampir seluruh dunia Islam seperti Mesir, Suriah, Arab Saudi, serta Irak.

 

Dengan penuh kesabaran, ia mencari dan menemui para perawi hadits dan mendengar langsung dari mereka. Tak kurang dari 1.000 perawi hadits ditemuinya. Hingga akhirnya, Imam Bukahri menguasai hampir lebih dari 600 ribu hadits baik yang sahih maupun dhaif. Perjalanan mencari, menemukan dan membuktikan kesahihan hadits-hadits itu dilakukannya selama 16 tahun.

 

Imam Bukhari banyak melakukan perjalanan dalam mencari hadis ke Balkh, Marwa, Naisabur, Ray, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, dan Syam. Diantara guru-guru beliau adalah Makki bin Ibrahim, Abdan bin Usman, Yahya bin Yahya, Ibrahim bin Musa, Abi Ashim al Nabil Ubaidullah bin Musa dan masih banyak lagi. Beliau juga telah melahirkan ulama’-ulama’ besar seperti Abu Isa al Tirmidzi, Abu Hatim, Ibrahim bin Ishaq al Harbi dan lain-lain.

 

Imam Bukhari sempat menetap di sejumlah kota pusat intelektual Muslim seperti  Basrah, Hijaz, Mesir, Kufah dan Baghdad.  Ketika tiba di kota Basrah, penguasa kota itu menyambut dan mendaulatnya untuk mengajar. Kedatangan-nya di Baghdad, – waktu itu Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah –, Imam Bukhari juga mendapat perhatian dari para ulama dan petinggi  kota itu.

 

Sepuluh ulama Hadits di kota itu pun mencoba menguji kemampuan dan daya ingtanya dalam menghafal sabda Rasulullah SAW. Para ulama itu lalu menukarkan sanad dari ratusan hadits. Dalam sebuah pertemuan, para ulama itu lalu menanyakan hadits-hadits yang telah ditukar-tukar sanadnya itu. Namun, Imam Bukhari mengaku tak mengenal hadits yang ditanyakan para ulama Baghdad itu, lalu membacakan hadits-hadits itu dengan sanad yang benar.  Para ulama Baghdad pun terkagum-kagum dengan kecerdasan dan ketelitian sang ahli hadits. Ujian serupa juga dilakukan para ulama di berbagai kota yang disinggahinya. Dan ujian itu berhasil dilaluinya dengan baik.

 

Demikianlah, sosok Imam Bukhari, pada masa mudanya, seluruh luang waktunya diisi dan dikerahkan untuk belajar dan menimba berbagai bidang ilmu agama, terutama ilmu hadits.  Dengan anugrah Allah berupa kecerdasan alamiyah dan pemanfaatan waktu masa mudanya dengan baik, Imam Bukhari didaulatkan oleh para ulama sebagai Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum Mukmin dalam Ilmu Hadits).  Para ulama bersepakat, bahwa Al-Jami’ As-Sahih atau Sahih Al-Bukhari, sebagai “kitab hadits paling otentik setelah Al-Quran”. 

 

Marilah kita gunakan masa muda kita lebih produktif dan bermanfaat. Dan kita, saat ini, walaupun kita sudah mulai menua, namun peluang masih ada, yaitu sisa umur hidup kita, mari kita gunakan sisa waktu hidup kita dengan lebih produktif dan bermaanfaat, jangan sampai kalah dengan yang masih muda. Marilah kita bersama-sama, baik yang masih muda, maupun yang sudah menua kita berlomba-lomba memanfaatkan waktu untuk berbuat jejak amal yang baik dan bermanfaat. Allah berfirman dalam surat al-Kahfi. والباقيات الصالحات خير عند ربك ثوابا وخير املا (الاية)  “Jejak langkah yg positif (kreatifitas produktif) adalah sebaik-baiknya tsawab, di sisi Allah dan sebaik-baiknya cita-cita hidup (kita)”.

 

Jadikanlah masa muda kita yang tumbuh berkembang dalam dunia ibadah. Dengan tidak konflik dan terlibat dalam dunia free sex, miras, perjudian, hidup destruktif, dan lain sebagainya. Jadikanlah masa muda yang tumbuh berkembang dalam perambahan ilmu pengetahuan, life skils, hidup konstruktif, dan berkreasi positif sesuai disiplin keilmuannya dan pengalamannya. Jadikanlah masa muda yang tumbuh berkembang dalam dunia keshalehan dan dunia pembangunan kemashlahatan ummat.

 

Era modern kini, telah mencapai titik puncak kulminasinya, tentu saja globalisasi dan informasi akan merubah pergeseran transformasi dan trandensi nilai-nilai budaya, baik lokal maupun adat istiadat sendiri menjadi budaya yang lebih modernis dan global.

 

Alat transformasi dan informasi global telah menjadi alat paling dibutuhkan bagi dunia zaman kini, seperti Handphone, I Pad, Kamoputer, internet, android, dan lainnya. Semua alat ini sudah menjadi kebutuhan pokok dan paling dimiliki oleh setiap orang walaupun ia seorang awam, bukan orang berilmu, dan pada masing-masing pribadi orang ini sudah menyaipkan dan menyediakannya sebagai senjata ampuh atau alat genggam yang wajib adanya pada tangannya.

 

Hal demikian ini menjadi sebuah fakta otentik, bahwa zaman telah mencapai titik puncak kulminasinya, yaitu zaman postmo modern. Dimana setiap orang secara prinsipil hidupnya bebas dan lebih menggelobal. Ia bebas bergerak untuk berkreasi dan berekspersi, sesuai pengetahuan dan pengalaman yang dia dapatkan dari informasi global tersebut. Secara langsung atau tidak, kehidupan mereka baik dan buruknya, diatur sesuai temuan dari hasil pendapatnya masing-masing.

 

Tampilan dunia global sangat indah dan pantastis menggoda, banyak warna warni nilai yang bisa dijadikan norma baru dalam kehidupan manusia kini. Wawasan Dunia apa pun dapat ditampilkan disini, tergantung pilihannya. Sehingga mereka bebas memilih gaya hidup dan caranya sendiri-sendiri.

 

Makanya, dengan tampilan dunia global ini, ada yang mensikapinya dengan baik, maka mereka akan beradaptasi dan mendapatkan peluang kehidupan yang baik. Sebaliknya, ada yang mensikapinya dengan sikap jumud dan apatis, maka ia akan tertinggal dan kalah selangkah dengan mereka yang bisa beradaptasi. Dan, ada juga yang mensikapinya dengan sikap tidak selektif, bahkan mereka cenderung memilih kepada nilai-nilai yang buruk dan berbahaya, sehingga akhirnya mereka tergerus dalam kehancuran global.

 

Zaman global ini bisa mendidik lebih maju, jika ia mampu beradaptasi dengan baik dan mampu menangkap peluang yang tersedia di dalamnya. Dan sebaliknya, zaman global bisa menelantarkan mereka ke tengah jurang tepian paling dalam dan berbahaya. Berbahagialah pemuda yang bisa memanfaatkan peluang globalisasi ini, sambil selalu istiqamah dalam iman kepada Allah dan reflekstif istiqamah dalam ibadah sesuai dengan hukum Allah dan syariat-Nya.  

 

Comments